Dugaan Ledakan SMA 72 dengan Remote, Polisi Buka Suara

Ledakan di SMA 72 Jakarta Utara pada hari Jumat, yang diduga melibatkan alat pemicu remote kontrol, kini tengah diselidiki oleh aparat kepolisian. Artikel ini merangkum kronologi, tanggapan polisi, serta pembelajaran penting dari insiden tersebut.


Kronologi Kejadian

  • Pada hari Jumat, 7 November 2025, terjadi dua ledakan di dalam komplek SMA 72 Jakarta Utara saat pelaksanaan salat Jumat. detiknews+1

  • Ledakan menimbulkan kepanikan di antara siswa dan guru, puluhan siswa mengalami luka tertangkap maupun cedera. tirto.id+1

  • Jubir kepolisian menyebut bahwa terduga pelaku merupakan siswa sekolah tersebut, berusia 17 tahun, yang saat ini menjalani operasi medis. suara.com+1

  • Polisi belum memastikan motif secara publik; dugaan alat pemicu berupa remote kontrol atau bahan peledak rakitan masih dalam pendalaman. detiknews+1


Pernyataan Polisi & Status Penyelidikan

  • Listyo Sigit Prabowo, Kapolri, menyatakan bahwa penyelidikan sedang berlangsung, termasuk identifikasi pelaku, bukti TKP, dan motif. Informasi akan disampaikan setelah terkumpul data lengkap. detiknews

  • Polda Metro Jaya — melalui Kabid Humas Budi Hermanto — menyebut bahwa masih ada 33 korban yang dalam perawatan dan banyak saksi belum bisa diperiksa karena kondisi mereka. beritasatu.com+1

  • Polda juga belum mengonfirmasi secara pasti bahwa “remote kontrol” adalah alat pemicu; penyidikan masih mencakup unsur bom rakitan dan senjata mainan. Tempo


Isu Utama & Fakta Pemeriksaan

  • Beberapa laporan menyebut bahwa suara dentuman sangat keras sehingga banyak korban mengalami penurunan pendengaran sementara. beritasatu.com

  • Lokasi ledakan terjadi di masjid sekolah dan lingkungan sekolah — area yang seharusnya aman bagi siswa.

  • Dugaan pelaku berasal dari “lingkungan sekolah tersebut” — yaitu siswa internal. Polisi belum mempublikasikan identitas lengkap maupun motif final. tirto.id

  • Pemeriksaan TKP melibatkan lab forensik dan penyidik anti‑teror yang memeriksa bahan peledak, senjata mainan, dan perangkat elektronik yang bisa jadi remote kontrol.


Implikasi & Dampak

  • Kejadian ini memunculkan pertanyaan: bagaimana pengamanan sekolah terhadap bahan peledak/bahan berbahaya bisa lepas?

  • Dampak psikologis terhadap siswa, guru dan keluarga cukup besar — trauma pasca ledakan, kondisi korban, serta kepercayaan terhadap keamanan sekolah menjadi sorotan.

  • Dari sisi hukum: insiden ini bisa masuk kategori kejahatan berat (penggunaan bahan peledak) atau sabotase teror, tergantung motif.

  • Sekolah dan dinas pendidikan harus mengevaluasi prosedur keamanan, akses ke bahan berbahaya, dan sistem pengawasan siswa.


Pembelajaran Penting

  • Sekolah sebagai institusi publik wajib memiliki standard operating procedure (SOP) keamanan yang jelas, termasuk untuk acara ibadah di sekolah.

  • Pengawasan akses bahan peledak atau alat pemicu seperti remote kontrol di lingkungan sekolah harus diperketat — mulai dari pintu masuk, barang bawaan, hingga kegiatan ekstrakurikuler.

  • Trauma dan pemulihan korban harus segera ditangani, termasuk aspek fisik (seperti pendengaran) dan psikologis.

  • Pelibatan instansi keamanan (polisi, forensik) dalam sistem keamanan sekolah perlu jadi bagian rutin, bukan hanya setelah insiden.

  • Komunikasi transparan dengan publik penting supaya tidak muncul spekulasi liar dan menjaga kepercayaan orang tua, siswa, dan masyarakat.


Kesimpulan

Ledakan di SMA 72 Jakarta yang diduga menggunakan remote kontrol sebagai pemicu adalah tragedi yang mengirimkan pesan kuat: keselamatan sekolah tidak bisa diabaikan. Polisi masih mendalami motif, pelaku dan alat yang digunakan. Sekolah, orang tua, dan pemangku kepentingan harus mengambil pelajaran dari insiden ini untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *