Cahaya Natal Sambangi Lagi Betlehem di Tengah Derita Gaza

Kembalinya Harapan & Cahaya di Bethlehem

Setelah dua tahun penuh duka dan sunyi — ketika semua perayaan publik Natal di Bethlehem dibatalkan karena perang di Gaza — ibukota spiritual ini tahun 2025 kembali menyalakan lampu Natal. Sebuah pohon Natal raksasa setinggi sekitar 20 meter diterangi di Manger Square, di luar Church of the Nativity, dalam sebuah upacara sederhana namun penuh makna, malam 6 Desember 2025. Reuters+2ABC+2

Kerumunan — warga Bethlehem, penduduk dari seluruh West Bank, bahkan warga Palestina dari Israel — memadati alun-alun. Saat lampu dinyalakan, terdengar sorak, namun suasana tetap tertahan: tidak ada kembang api atau pesta meriah, hanya doa dan harapan. ABC+2Al Jazeera+2 Mayor Bethlehem, Maher Canawati, menyebut peristiwa ini sebagai “dua tahun sunyi: tidak Natal, tidak kerja, tidak harapan” — dan menegaskan bahwa kembalinya perayaan ini bukan hanya soal festival, melainkan “cahaya harapan” bagi warga Palestina. CNA+2Arab News+2


Kenangan Duka: Dua Tahun Natal Tanpa Pohon & Turis

Perang yang meledak di Gaza sejak Oktober 2023 membawa dampak besar bagi Bethlehem — secara moral, sosial, dan ekonomi. Pada Natal-Natal sebelumnya, kota itu memilih membatalkan perayaan publik sebagai bentuk solidaritas terhadap penderitaan Gaza. Pohon Natal di Manger Square digantikan dengan instalasi simbolis: adegan kelahiran Kristus di tengah reruntuhan — “Nativity under the Rubble.” euronews+2Al Jazeera+2

Tanpa keramaian, turis, dan ritual penuh harapan, banyak warga merasakan kehilangan. Sebagian pengrajin kayu, pedagang suvenir, pemilik hotel dan restoran — hidupnya sangat tergantung pada turisme Natal — nyaris kehilangan sumber pendapatan. Sebagian terpaksa tutup, sebagian pindah, sebagian lagi hanya bertahan dengan harapan samar. Al Jazeera+2Al Jazeera+2


Saat Ini: Natal & Gaza — Dua Realitas Beradu, Tapi Terikat

Kembalinya lampu Natal di Bethlehem tahun 2025 bukan berarti penderitaan Gaza lenyap. Justru sebaliknya — perayaan kali ini dibarengi dengan kesadaran bahwa luka di Gaza masih sangat besar. Mayor Canawati menyatakan: “Luka Gaza adalah luka kita. Cahaya Natal tak punya arti kalau dulu tak disentuh hati mereka yang tertindas.” CNA+2ABC+2

Banyak warga lokal mengatakan bahwa mereka merayakan dengan harapan, bukan pesta. “Kami mencari harapan,” kata salah satu perempuan dari Bethlehem, “semoga dari momen ini, damai akan datang.” CNA+1 Suasana memang hati-hati: dekorasi, lampu, suasana seperti pra-pandemi, tetapi jauh lebih minimalis dan sarat makna. Reuters+2Arab News+2


Mengapa Kembalinya Natal di Bethlehem Penting — Lebih dari Sekadar Pohon & Lampu

  • Simbol ketahanan dan harapan — bahwa meskipun perang dan penderitaan, kehidupan jalannya tetap dijalankan. Orang-orang tak menyerah pada kesedihan; mereka memilih menyalakan cahaya, sekecil apapun.

  • Pengingat ke dunia — bahwa penderitaan Palestina tak hanya di Gaza, tapi juga di tempat suci yang jadi simbol harapan umat beriman. Dengan menyalakan lampu Natal, Bethlehem menegaskan bahwa “hidup” dan “perjuangan” tetap bersatu.

  • Pemulihan ekonomi lokal — meskipun jauh dari masa keemasan, kembalinya pohon Natal menarik kembali pengunjung — setidaknya domestik dan warga Palestina dari luar West Bank. Ini memberi napas bagi para pedagang, hotel, dan sektor wisata yang terpukul keras.

  • Pesan kemanusiaan global — bahwa Natal, yang makna intinya tentang kedamaian, kasih, dan penyelamatan, tetap relevan bahkan di tengah konflik dan penderitaan. Bethlehem 2025 mencoba menyampaikan bahwa surga tak pernah berhenti berharap.


Realitas Gaza: Bayang-Bayang di Balik Lampu Natal

Kenyamanan rakyat Bethlehem dalam merayakan kembali Natal tetap tertahan oleh realitas tragis Gaza. Warga Gaza mengalami kematian massal, kehilangan rumah, kerusakan budaya dan sejarah, serta trauma mendalam — kondisi yang terus mempengaruhi seluruh rakyat Palestina, termasuk mereka di Bethlehem. Reuters+2Reuters+2

Beberapa warga Bethlehem bahkan menegaskan bahwa lampu Natal bagi mereka adalah solidaritas, bukan selebrasi: usaha kecil, doa, dan pesan perdamaian menjadi cara untuk tetap mengingat saudara-saudarinya di Gaza. CNA+1


Penutup: Saat Natal Menjadi Lebih dari Sekedar Perayaan

Kehadiran pohon dan lampu Natal di Bethlehem tahun 2025 bukan untuk merayakan tanpa rasa, tapi untuk menyuarakan: bahwa di tengah peperangan, penderitaan, dan harapan rapuh — manusia masih bisa memilih cahaya. Sebuah cahaya yang tak menghapus rasa, tapi memberi ruang untuk harapan dan solidaritas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *